31 Desember 2008

Kisah Klan Otori


..Perdamaian akan terwujud melalui pertumpahan darah. Lima peperangan akan membayar perdamaian, empat kali menang dan satu kali kalah…

Takeo mulai menggerakkan pasukan dan kekuatan yang dimilikinya di biara Terayama keluar untuk mengambil hak istrinya Kaede dalam mewarisi wilayah Maruyama, sekaligus untuk mempersiapkan sumberdaya yang dibutuhkan untuk menyerang Hagi guna mengambil haknya sebagai pewaris Klan Otori, memenuhi amanat Otori Shigeru. Kematian Ichiro, guru Takeo yang dibunuh oleh kedua paman Shigeru yang licik, Shoichi dan Masahiro, semakin memperkuat tekadnya untuk merebut Hagi. Takeo bermaksud menjalani ’lima peperangan yang akan membayar perdamaian’, sebagaimana ramalan yang telah didengarnya dari perempuan suci.

Maruyama yang sebelumnya dipimpin oleh seorang perempuan (Maruyama Naomi) menyambut baik kedatangan Kaede dan pengambilan haknya sebagai pewaris Maruyama. Takeo dan pasukannya akhirnya membangun kekuatan di Kastil Maruyama sebelum melanjutkan rencananya untuk menyerang Hagi.

Di Maruyama, Takeo mendengar tentang gerombolan bajak laut yang menghuni pulau Oshima, sebuah pulau yang terletak di dekat Hagi. Takeo bermaksud untuk menyerang Hagi dari laut, untuk itu ia membutuhkan banyak kapal dan hanya bajak laut itulah yang bisa menyediakannya. Takeo pun menuju ke Oshima dengan bantuan seorang nelayan bernama Ryoma yang ternyata adalah anak haram dari Masahiro, paman Shigeru. Bajak laut yang menghuni Oshima ternyata dipimpin oleh keluarga Terada. Terada Fumio, anak Terada Fumifusa adalah teman Takeo.

Sementara Takeo menuju Oshima, Kaede merasakan kerinduan terhadap kedua adiknya di Shirakawa. Bersama beberapa orang kepercayaan, Kaede berangkat ke Shirakawa tanpa sepengetahuan Takeo untuk menemui kedua adik itu. Tetapi, sesampainya di Shirakawa, ia tidak menemukannya kedua adiknya, Lord Fujiwara telah menahan mereka berdua untuk memancing kedatangan Kaede. Berangkatlah Kaede ke kediaman Lord Fujiwara untuk menjemput adik-adiknya. Namun, sebuah peristiwa terjadi, Fujiwara menahan Kaede dan membunuh semua pengawal yang datang bersamanya kecuali seorang anak muda bernama Sugita Hiroshi yang akhirnya melaporkan tentang peristiwa penangkapan Kaede kepada Takeo sepulangnya dari Oshima.

Sementara itu, keretakan terjadi di kalangan suku Tribe, suku pembunuh yang memburu Takeo untuk mengambil kembali catatan Shigeru mengenai seluk beluk Tribe yang ada pada Takeo. Mampukah Takeo menyelamatkan Kaede dari tangan Fujiwara dan mendapatkan bantuan dari keluarga Terada untuk menyerang Hagi dari laut? Apa yang terjadi dengan suku Tribe sehingga membuat Muto Kenji hendak menuntut balas terhadap Kikuta Kotaro, pemimpin suku Tribe?

Sebagai buku ketiga trilogi Kisah Klan Otori, Brilliance Of the Moon merupakan jawaban dari seluruh teka-teki yang telah muncul sejak dari buku pertama, Across The Nightingale Floor. Intrik-intrik mulai terkuak, rahasia-rahasia mulai tersibak, meskipun jawaban-jawaban itu akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan baru lagi. Teka-teki itu diantaranya adalah tentang siapakah sebenarnya yang membantu Shigeru dalam menulis catatan tentang Tribe, tentang misteri kepercayaan kaum Hidden, tentang kegilaan Lord Fujiwara dan lain-lain.

Yang menarik dari buku ini adalah, penulis sedikit mengambil latar masuknya senjata api ke jepang untuk pertama kalinya. Dikisahkan, perompak yang dipimpin oleh keluarga Terada telah membajak sebuah kapal milik orang kulit putih dan menemukan sepucuk senjata api.

Aroma feodalisme semakin kentara di buku ketiga ini. Dalam peperangan dan masa sulit pun, para ksatria enggan atau merasa jijik untuk dibantu oleh para gelandangan yang berasal kaum Hidden. Jo-An sebagai tokoh gelandangan yang banyak membantu Takeo pun akhirnya harus mati di tangan Takeo (!)

Kekurangan dari buku ini adalah akhir kisah yang kurang 'menggigit'. Adanya gempa bumi yang terjadi tepat saat ketegangan peperangan antara Takeo dan Arai sepertinya mengganggu berlangsungnya pertempuran dan terkesan dipaksakan. Apalagi efek gempa bumi paling besar dirasakan oleh pasukan Arai sehingga kemenangan berpihak kepada Takeo. Apakah gempa bumi ini adalah sebagian dari ramalan perempuan suci tentang masa depan Takeo? Perempuan suci mengatakan dalam sebuah ramalannya bahwa ”Bumi akan menghantarkan apa yang menjadi keinginan surga”. Nah, apakah gempa bumi itu adalah maksud dari kata-kata itu? Terlepas dari maksud penulis tentang gempa bumi tersebut, menurut saya akan lebih mengasyikkan jika Takeo benar-benar berperang melawan Arai tanpa bantuan siapapun (termasuk gempa bumi).

Kaede yang di buku kedua digambarkan sebagai sosok perempuan yang kuat dan tegar dalam melakukan perannya sebagai pewaris Klan Maruyama, cenderung tampak sebagai seorang perempuan yang lemah sebagaimana perempuan pada umumnya. Apakah hal ini karena dominasi Takeo ataukah karena pengurungan yang dilakukan oleh Fujiwara, para pembaca lah yang bisa mereka-reka sendiri. Namun menurut hemat saya, tampak jelas sekali bahwa Kaede di Brilliance Of The Moon dan Kaede di Grass For His Pillow berbeda.

from Adi Toha, penikmat Sastra, Tinggal di Jatinangor

Ibu sudah baca keempat buku kisah Klan Otori dan bagus banget isinya . . .

Coba deh dibaca, banyak filosofi yang patut direnungkan dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan ini. Semoga . . . ya



Sayur asem oh sayur asem


Ibu pengen banget bisa masak sayur asem yang mantap . . . ! Setiap kali masak sayur asem, ada aja hal kecil yang kurang. Wah, kurang manis dikit lah, kurang asin dikit lah, agak pedes nih bu kata Retsi, atau kurang-kurang yang lainnya. Akhirnya, yang turun tangan untuk membetulkan ya tetap saja Eyang putrinya Retsi. Ya lumayan lah daripada yang kemarin-kemarin kata Bapak. Ibu hanya bisa senyum saja. Ya maklum deh jarang 'turun' ke dapur sih he he he. 'Jam terbang' masih kalah dengan Eyang putrinya Retsi.Tadi lihat di internet gambar sayur asem jadi menggoda selera nih untuk bikin lagi biar lebih banyak latihan he he he.
Aku lihat resepnya dari orang lain alias nyontek dan tanya Eyang putrinya Retsi he he he.

Bahan:
Nangka muda, Kacang panjang, Labu, Jagung manis, Daun melinjo,
Melinjo,
Kacang tanah rebus terpisah, 1 L air, 1-2 lembar daun salam, dan 1 cm lengkuas (kira-kira aja) geprek.
Bumbu halus:
3 bawang merah,
1 bawang putih, 4 kemiri yang telah disangrai, 1 buah tomat kecil, 1-2 cabe merah atau cabe hijau besar dan buang bijinya, terasi (seujung sendok kecil/sesuai selera), gula putih secukupnya, 1/2 sdm asem jawa dilarutkan dalam air, dan garam secukupnya.
Cara membuat:
Didihkan air, masukkan daun salam, lengkuas, dan bumbu halus.
Biarkan beberapa saat agar bumbu matang dan tercium harum. Kemudian, masukkan jagung, nangka dan labu. Masak sampai sayuran cukup matang. Lalu masukkan sayuran lainnya. Masak hingga semua matang dan bumbu meresap.

30 Desember 2008

Akhirnya . . .


Ibu senang banget bisa kontak lagi dengan teman-teman lama sewaktu kuliah dulu. Akhirnya, keberadaan mereka sudah bisa terdeteksi meskipun agak telat . . . Mbak Wiwik sudah berkeluarga dengan Mas Iwan. Kebetulan profesi mereka sama, yaitu dosen. Sekarang mereka telah punya dua anak dan semuanya perempuan. Senang banget ya kalau bisa sekolah lagi hingga ke jenjang S3 seperti Mbak Wiwik dan Mas Iwan, ehm aku kapan ya?!?? Kalau keberadaan Mas Jojo dan Mbak Anita sudah ditelusuri nih dan kita bisa kontak lagi. Mas Jojo itu tuh teman akrabnya Pak Rusli sewaktu S1 di jurusan Teknik Mesin dan Mbak Anita itu tuh teman satu kost Bunda sebelum pindahan dan satu kost dengan mbak Wiwik, mereka sudah resmi jadi suami istri lho he he he he. Mas Jojo dan Mbak Anita punya tiga anak perempuan. Wah produktif sekali ya he he he. Aneh ya kenapa semua bisa terjadi secara kebetulan, ehm ehm. Itulah aturan main dari Allah SWT. Apapun bisa terjadi karena kuasa Allah SWT. Amin.

24 Desember 2008

Libur telah tiba


Dear teman,
Libur natalan sudah menjelang, begitu juga dengan libur akhir tahun 2008. Tidak terasa Tahun 2008 akan berganti dengan Tahun 2009.
Ibu hanya berharap semoga Tahun 2009 nanti menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.
Tadi pagi, teman yang sekolah di luar negeri kirim foto keadaan di rumahnya yang sedang bersalju. Allah Maha Besar dan tidak ada tandingannya. Lihat aja foto yang dihasilkannya, dari jendela rumahnya di Stuttgart, Jerman. Bagus banget deh. Bersyukurlah dengan apa yang kita peroleh dan kita miliki hingga saat ini.

Tahu Tempe Bacem dan Sambal Kecap yang Enak


Pas liburan tanggal merah kemarin, itu lho tanggal merah yang berjejer-jejer, ibu buat tahu dan tempe bacem. Tempe merupakan makanan kesukaan keluarga, terutama bapak. Setiap hari menu tempe harus ada di rumah, entah hanya digoreng biasa saja atau diolah lagi. Kalau Retsi senang tempe goreng yang masih hangat dan tempe bacem. Retsi juga senang banget dengan tahu goreng yang masih hangat. Biasanya, ibu sering goreng tahu sumedang. Ehm, sedap banget deh katanya.
Ini lho resepnya. Mudah-mudahan enak ya buat dicoba oleh keluarga yang lainnya.
Bahan:
  • 250 gram tempe, dipotong ukuran 5x6cm
  • 4 buah tahu, diiris serong menjadi 2 bagian
  • 2 lembar daun salam
  • 1 potong lengkuas dimemarkan
  • 500 mL air/air kelapa
  • 50 mL minyak goreng

Bumbu yang dihaluskan:

  • 1 sdt ketumbar
  • 5 butir bawang merah
  • 2 siung bawang putih
  • 1 sdt garam
  • ½ sdt asam
  • 1 sdm gula merah
Cara Membuat:
  • Masukkan ke dalam panci, air kelapa, daun salam, lengkuas dan bumbu yang dihaluskan. Aduk sampai tercampur rata.
  • Masukkan tahu dan tempe.
  • Rebus sampai air hampir habis (berkurang) dan tahu tempe matang.
  • Panaskan minyak goreng di dalam wajan.
  • Goreng tahu dan tempe sambil dibolak-balik sampai berwarna kecokelatan, tetapi jangan sampai terlalu kering dan hangus ya.
  • Angkat dan hidangkan.

Untuk 5-6 orang. (Mudah-mudahan cukup banyak buat nambah ya)

Selain itu, bapak juga suka banget makan tahu dengan sambal kecap buatan ibu yang sudah dimodifikasi nih. Lihat aja resepnya ya. Mudah-mudahan semua suka.

Bahan:

  • 5 cabai merah, diiris
  • 3 cabai rawit, diiris
  • 4 butir bawang merah, diiris
  • 4 sdm kecap manis
  • 1 sdt air jeruk limau (itu lho jeruk yang khusus dipakai buat sambal atau bumbu kacang somay)
Cara Membuat:
  • Campur semua bahan menjadi satu dan siap dihidangkan. (taruh di dalam mangkok ya)

23 Desember 2008

Rapor pertama nih


Wah Retsi mau terima rapor nih tanggal 24 Desember nanti. Ehm, bagaimana ya nilainya? Ibu penasaran nih. Meskipun baru TK A, Retsi senang banget kalau ibu pulang bawa buku baru. Semua buku belajar menulis di rumah sudah penuh dengan coretan tangan Retsi. Buku gambarnya juga penuh dengan gambar dan pulasan krayonnya. Retsi rajin menggambar dan mewarnai nih. Katanya Dia mau ikutan lomba mewarnai di TMII tanggal 7 Februari 2009. Semangat banget dan antusias sekali apalagi sejak dibelikan krayon gambar dengan 48 warna oleh bapak. Wah setiap hari krayonnya dilihatin dan dibawa tidur lho.
Ibu dan bapak senang banget kalau Retsi rajin belajar ya.

Selamat Ultah Retsi


Dear Retsi,
Selamat ulang tahun ya sayang, tanggal 8 mei lalu.
Semoga panjang umurnya, tumbuh menjadi anak yang cerdas akal dan cerdas pikiran, tumbuh dan berkembang dengan kepribadian yang baik dan terpuji, berguna bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan bangsa, menjadi anak yang sholehah dan selalu ingat sama Allah SWT, menjadi anak yang berbakti pada orang tua, dan menjadi yang terbaik, amien.
Retsi selalu menjadi permata hati kami
Retsi selalu menjadi mutiara cinta kami
Retsi selalu menjadi tambatan kasih kami
Karena Retsi selalu membuat ibu dan bapak penuh inspirasi
Untuk yang tersayang, Our Dearest Retsi, We always love you . . .